Sejujurnya, lagu-lagu ini memang layak mendapat pendengar yang lebih luas daripada hanya sekedar didengarkan oleh tamu-tamu pasangan ini saja.
Mereka memilih nama Indie Art Wedding. Tentu saja ini adalah nama yang bodoh. Dan saya yakin seyakin-yakinnya kalau mereka memang memaksudkan ini sebagai sebuah prasasti tertawaan yang (sekaligus) mengundang hujatan.
Tidak apa, karena proyek ini juga kemungkinan besar tidak akan ada kelanjutannya. Kalau pun ada, pasti mereka akan mengubah namanya.
Sila...
Sejujurnya, lagu-lagu ini memang layak mendapat pendengar yang lebih luas daripada hanya sekedar didengarkan oleh tamu-tamu pasangan ini saja.
Mereka memilih nama Indie Art Wedding. Tentu saja ini adalah nama yang bodoh. Dan saya yakin seyakin-yakinnya kalau mereka memang memaksudkan ini sebagai sebuah prasasti tertawaan yang (sekaligus) mengundang hujatan.
Tidak apa, karena proyek ini juga kemungkinan besar tidak akan ada kelanjutannya. Kalau pun ada, pasti mereka akan mengubah namanya.
Silakan langsung bertanya kenapa namanya itu. Mereka pasti akan dengan senang hati menjawab.
Kalau namanya mengundang cercaan, silakan dengarkan lagu-lagunya dengan seksama. Mereka beratus kali jauh lebih baik.
Empat lagu di rekaman ini direkam hanya dalam waktu dua shift. Itu setara dengan dua belas jam. Dan empat lagu ini juga setara dengan sebuah perayaan akan kehadiran tuan cinta paling hebat yang bisa diciptakan anak manusia.
Jika sudah mengunduh, silakan dengarkan lirik lagu-lagu ini dengan seksama. Tiap bagiannya mencerminkan sebuah kisah cinta yang begitu tulus, realistis, dan menggambarkan arah yang jelas kemana pasangan ini mengarahkan perjalanan mereka bersama.
Dan itu adalah insipirasi yang sederhana sekaligus punya daya ledak luar biasa. Selamat menikmati. (pelukislangit) Read more on Last.fm. User-contributed text is available under the Creative Commons By-SA License; additional terms may apply.